Sugeng Rawuh

Para rencang ingkang kula tresnani, sumangga kula aturi mirsani serat-seratan saking kula menika, mugi saged mranani ing penggalih.

Thursday, June 16, 2011

Rekrutmen yang.......ANEH

Kami adalah dua pemudi iseng yang bekerja sambil bermain, alias bermain internet alias fesbukan. Itulah salah satu hiburan kami selama bekerja di sebuah kantor kecil yang mengutamakan pelayanan. Status hubungan kerja kami ini masih kontrak. Tidak ada kepastian untuk kami, yang ada hanya janji-janji bahwa nanti akan lebih baik akan dapat ini dan itu, biasa lah outsourcing. Dengan alasan inilah, kami sepakat untuk selalu "ngintip" lowongan kerja di tempat lain yang (mungkin) lebih menjamin nasib kami, para wanita cantik dan berbakat ini (harus narsis).

Dipilih dan dipilah, lowongan-lowongan di internet tersebut kami amat-amati, kalau ada yang rada wagu dan gak bonafid, kami akan memicingkan mata, kalau ada yang lumayan prospek, kami akan tersenyum bahagia. Sebuah perusahaan penerbangan yang cukup besar di Indonesia telah menarik minat kami. Hmmm kami berpikir, perusahaan besar ini pastilah membutuhkan wanita-wanita seperti kami, yang cerdas dan menarik. Tapi ada satu hal.....sebetulnya kami tidak terlalu tertarik dengan posisi yang ditawarkan perusahaan itu. Ya sudahlah...kami putuskan saja mencoba melempar manggis, siapa tau manggis kulempar, kerjaan kudapatkan.

Rekrutmen perusahaan itu dilakukan dengan sistem online atau e-recruitment. Kami bisa mengirimkan lamaran dengan mengisi formulir yang disediakan oleh mereka lewat website sekaligus mengunggah (aplod) foto terbaru dan CV. Masih dengan iseng-iseng berhadiah kami membuat lamarannya. Lowongan sebagai pramugari itu akhirnya kami tindaklanjuti.

Kami menunggu beberapa hari untuk hasilnya. Kami masih memiliki pandangan bahwa perusahaan sebesar itu pastilah rekrutmennya profesional, ga ecek ecek dung dung prettt!

Akhirnya hari itu, kami beranikan diri membuka e-mail inbox, jrengg jrenggg jrengg jrenggg ternyata aku lolos untuk mengkuti seleksi awal, hanya saja jadwal seleksi belum ada. Kutatap wajah kawanku yang cantik di belakangku,  ada sedikit warna kecewa di wajahnya, ternyata dia tidak mendapatkan pemberitahuan yang sama denganku. Tak apalah, dia masih bisa berjuang lagi, siapa tahu ada yang lebih baik.

Beberapa hari lagi kutunggu untuk pemberitahuan lebih lanjut, tapi tak kunjung ada di e-mailku. Akhirnya pemberitahuan itu ada 2 hari sebelum hari seleksi awal. Seleksi awal menyebutkan bahwa para pelamar diharap membawa surat lamaran, cv lengkap dan foto dengan ukuran tertentu. Setelah itu, wajib memakai blouse terang, rok gelap selutut dan berdandan rapi natural.

Pada tanggal yang telah disebutkan, aku pun minta izin kepada supervisorku secara jujur untuk mengikuti seleksi. Sampai detik itu aku masih berpikiran bahwa perusahaan ini perusahaan profesional.

Sebagai pramugari, setahuku tidak boleh memakai kacamata. Tapi di persyaratan awal yang muncul di web, memakai soflens masih diperbolehkan. Aku memutuskan tetap menggunakan kacamata minusku untuk seleksi, karena malam hari sebelumnya aku mencoba memakai soflens, dan mataku memerah, tidak kuat rasanya.

Seleksi diadakan di sebuah hotel bintang 4, sampai di sana sudah banyak wanita-wanita cantik dengan tubuh tinggi dan proporsional (menurutku), sedang mengantri untuk dites.

Tibalah giliranku untuk masuk ke ruangan seleksi, ruangan yang sangat kecil sampai kami harus menunggu di luar. Di sana aku ditanya apakah mengetahui salah satu persyaratan menjadi pramugari adalah tidak memakai kacamata. Untuk hal ini aku sudah menjelaskan, dan mereka mengerti. Lalu tiba saat aku diminta mengukur tinggi dan berat badan. Deng deng ternyata hanya 161 cm dan 48 kg. Lalu si Mbak (yang tidak begitu tinggi namun banyak gaya) berkata kira-kira begini: "Maaf Mbak belum bisa bergabung dengan kami untuk tahap selanjutnya, secara tinggi badan sudah memenuhi kriteria, tetapi mohon maaf untuk berat badan masih jauh, seharusnya minimal 54 kg. Trimakasih sudah mengikuti seleksi ini, besok bisa mencoba lagi."

Ngoookkk ngookkk apa-apaan ini, aku lalu meninggalkan ruangan yang membuatku merasa bodoh itu. Surat lamaran yang dengan apiknya kupersiapkan dari rumah tidak dibuka sama sekali, aku sampai bela-belain cetak foto lagi dan memperbaiki kancing bajuku yang ilang satu hanya demi hari naas itu. Aku dilecehkan..Ohhhhh rasanya ingin kumakan saja surat-suratku itu., supaya bisa menambah berat badanku.

Kalau cuma diminta ukur berat dan tinggi badan saja, ngapain capek-capek dandan cantik, izin ga masuk kerja dan sebagainya? Jadi pramugari apakah hanya cukup penampilan saja?? Apakah isi otak dan seluruh pengalamannya dipandang sebelah mata? Kalau iya, aku sangat bersyukur tidak jadi bergabung dengan perusahaan besar yang tidak profesional itu, karena aku lebih suka menggunakan otakku daripada sekedar penampilan fisik. Lagipula sudah jelas kusebutkan dalam lamaran lewat website, mengenai berat, tinggi badan, dan bahwa aku memakai kacamata. Apakah mereka tidak melihatnya? Huhhh buang-buang waktu saja aku ini. Teman sekantorku tadi pasti tertawa geli kalau kuceritakan semuanya, dan pastinya dia akan lebih bersyukur dariku.

Sebelum pulang dari hotel itu, aku sempat ngobrol dengan sesama mbak-mbak yang daftar pramugari, ternyata mereka gagal juga karena berat badan, bahkan ada yang sudah jadi pramugari di maskapai lain, tidak diterima juga, hanya semata-mata alasan berat badan. Rekrutmen yang aneh....!

Keesokan harinya, aku mengirimkan kritik pedasku kepada panitia rekrutmen perusahaan menyebalkan itu, melalui sms dan e-mail, berharap agar mereka berefleksi, menyadari ketidakprofesionalan mereka. Hanya jawaban singkat yang kudapatkan :" Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Mbak, terima kasih sudah mengikuti proses seleksi ini, semoga sukses untuk anda." Sukses your face so far!!!!! Perusahaan yang lebih kecil pun bisa melakukan yang lebih baik dari ini!!

Benar-benar rekrutmen yang aneh!

Kesimpulannya, jangan percaya 100% pada sebuah perusahaan besar yang punya nama, apalagi yang masih bisa leluasa main monopoli di negeri ini. Jangan remehkan perusahaan kecil, tak jarang mereka lebih manusiawi dan "berhati nyaman" terhadap kita para calon pelamar kerja.


Untuk kawan cantik di kantorku, yukkkk cari lowongan lagi....no patah semangat....no pelecehan lagi. Smile...:)

kelelahan Bisa Membuat Pikun

Sore ini sungguh menyenangkan, karena lagi-lagi aku bisa pulang ke rumah lebih awal dari sebelum-sebelumnya. Hmmm seperti biasa pulang melewati jalan yang sama, pemandangan yang itu-itu juga, tetap dengan Red Devilku yang dekil.

Di perjalanan, aku mencoba mengingat-ingat. Rasa-rasanya satu bulan terakhir ini, badan terasa lebih gampang capek, apalagi banyak agenda kegiatan yang semua sama pentingnya, mulai dari rapat pia, rapat lingkungan, latihan koor untuk tugas mingguan, latihan koor untuk lomba, doa rosario, workshop mendongeng, tugas lektor dan cari donatur. Belum lagi cucian baju seragam dan pakaian sehari-hari, yahhhh makin full deh hari-hariku di bulan ini. tapi tentu saja aku masih merasa senang, karena semua kulakukan masih di tengah-tengah keluarga kecil dan teman-teman dekatku. Yang jelas aku tidak sampai sakit.

Aku teringat lagi, ada yang belum kukerjakan. Ada beberapa undangan yang harus kubagikan kepada ketua blok, jadi sampai di rumah aku hanya mampir untuk mengambil undangan-undangan itu, dan pergi lagi.

Pertama aku menuju rumah Bapak Sabariman, ketua blok 2, ngengggggg 5 menit sampai. Dengan bernyanyi-nyanyi kecil aku menuju rumahnya yang sebelumnya harus berjalan melewati jalan kecil alias gang senggol. Aku dipersilakan masuk dan duduk. Lalu kuserahkan undangan-undangan itu untuk dibagikan kepada warga blok 2 nantinya. Tentu tak lupa, tujuan terselubung datang ke rumah Pak Sabar ini adalah untuk menemui Kangmas Fredy hehehe, sambil menyelam minum kopi. Selesai berbasa-basa haha-hihi dan wira-wiri, akhirnya aku pamit pulang. Tapi ohhhhhhh....ke mana gerangan tempat makanku dengan merk tupperware seharga 200rb yang kubeli dengan gajiku yang kesekian entahlah aku tak tahu??? Aku mencari-cari di sekitar rumah itu, di bawah meja, di dekat kursi, di dapur (lhoh), di ruang tamu, tak kutemukan juga tas pink berisi seperangkat alat makan tunai itu. Duhhh duhhh biyungg, piye iki, kok iso ora ono??? Tadi taktaruh mana aku sama sekali lupa. lupa.lupa. Ya ampunnnn!!!!!

Sampailah pada detik menyerah, berkesimpulan bahwa aku selama ini kurang beramal,sehingga tempat makanku bisa hilang. Hufhhhh, ya sudah lah aku pamit dari rumah Bapak Sabar sambil berpesan siapa tahu mereka melihat tempat makanku, karena saat itu aku benar-benar lupa dan tidak bisa berpikir lebih jernih. Semakin lelah saja badan ini, oalahhhh Gusti....Gusti.....

Aku pun melanjutkan perjalanan menuju rumah Ibu Priyo, ketua blok 4. Sama seperti rumah Bapak Sabar, untuk menuju rumah Ibu Priyo juga harus melewati gang senggol semacam labirin. Yang ini lebih nyeni sih, karena selain berusaha merampingkan badan, juga menundukkan kepala, karena banyak rumah warga yang atapnya rendah, mungkin mereka berfilosofi agar satu dengan yang lain saling menghormati (lebay deh gue kayaknya). Ciiiiiiittt sampailah di rumah Ibu Priyo. Dengan rasa dongkol dalam hati setelah merasa kehilangan tempat makan dekil itu, aku menyerahkan undangan warga kepada Ibu Priyo. Karena tidak ada lagi tujuan terselubung di rumah beliau, maka aku langsung pamitan, karena saat itu sudah menunjukkan pukul 6 dan ohhhh God...aku belum mandi, hiyyyy, padahal jam 7 latihan koor, dan aku harus menyiapkan tempat jam stg7. Aduhh biyunggg aduh bapa, aduh duhhhhh.....

Si red devil yang tetap dekil kesayanganku itu telah kuparkir di depan rumahku. Aku pun membuka pintu rumah, masih dengan dongkol, duobellllll duonggggggkollll malah. Pintu terbuka, dan mataku tertancap pada benda mungil (sebetulnya agak gede) berwarna pink. Dan ohhhhhhhhhhhhhh lha itu tempat makanku ada di atas meja. Ahahahaahihihihahahaha si taperwer tidak hilang atau raib ditelan bumi. Dia tetap eksis dengan centilnya di meja itu, seolah mengejekku dengan kata2 "Dasar Pikun!!!!"

My God....aku baru ingat, tadi waktu mampir pulang ke rumah untuk mengambil undangan, tempat makanku sempat kutinggal di atas meja supaya tidak menyusahkan misi pembagian undangan itu.

Hmmmm...leganya. Besok aku bisa kembali ke sekolah...eh....ke kantor dengan tempat makan pink, dekil tapi centil itu. Thanks God....kelelahan ternyata juga bisa membuat PIKUN hahahahahaa gutnait lah yauuu:)