Sugeng Rawuh

Para rencang ingkang kula tresnani, sumangga kula aturi mirsani serat-seratan saking kula menika, mugi saged mranani ing penggalih.

Monday, May 23, 2011

Pengemis...

Hampir setiap pagi melihat pemandangan di sebuah bangjo:seorang laki2 kumuh, meminta2, dan memanggil 'mbak...mbak...' sambil menunjuk-nunjuk mulutnya seperti minta makan. Anehnya tidak pernah dia memanggil mas pada mas-mas atau bapak-bapak yang berhenti di bangjo itu,dan suatu pagi,dia terlihat spt habis potong rambut. 

Pertanyaannya, dia potong rambut di mana, uang siapa, dan kenapa dia tidak pernah memanggil mas? Setiap aku berhenti di bangjo itu, jarang sekali orang memberikan uang kepadanya, sebab sebetulnya dia terlihat begitu normal secara fisik, tidak cacat, masih bisa berjalan, bicara dan berpakaian meskipun kumuh. Sejauh pengamatanku, dia berada di situ hanya pagi hari, entah sore harinya ke mana, dan tidur di mana. Kalau usia, yahh sekitar 35-40 tahunan. 

Apakah dia tinggal di rumah singgah, atau "peliharaan" seseorang seperti cerita yang pernah kudengar, bahwa ada seseorang yang "memelihara" orang-orang cacat atau miskin yang meminta-minta, anggaplah itu Bos. Setiap hari dengan caranya, si Bos mengantar orang-orang itu ke lokasi yang sudah ditentukan, lalu orang-orang itu harus meminta-minta, untuk kemudian disetorkan pada si Bos, apakah benar begitu, aku sendiri tidak pernah menyaksikan dengan mata kepalaku. Teganya memanfaatkan kelemahan orang! 

Kadang-kadang timbul rasa kasihan pada orang-orang seperti itu, apalagi kalau orang tersebut sudah tua. Untuk orang-orang tua, aku memandang mereka dengan cara yang sama seperti ketika aku memandang bayi. Sepertinya mereka begitu rapuh, belum atau tidak bisa lagi melakukan aktivitas secara maksimal, seperti layaknya orang yang masih muda. Aku lebih ikhlas memberikan recehan kepada orang tua itu daripada yang masih remaja atau masih muda.

Kemiskinan terlihat di mana-mana, katanya mereka dipelihara negara, entahlah. Banyak terpampang himbauan pemerintah: Peduli bukan berarti memberi, lebih baik anda salurkan uang atau bantuan anda kepada dinas sosial dsb. 

Apakah mengemis menjadi pilihan mereka? Dengan berbagai cara, mereka menghalalkan cara mereka sendiri. Dengan amplop bertuliskan: "butuh bantuan untuk sekolah", dengan memperlihatkan cacat dan luka tubuh yang menganga, dengan menggendong anak mereka yang masih kecil di bawah terik matahari, dengan pakaian compang-camping dan lusuh, atau malah tidak berpakaian lengkap, dengan rambut gimbal yang kotor. Apakah mereka tidak punya harapan lagi untuk kehidupan yang lebih baik? Apa yang ada di benak mereka, apakah hanya soal makanan setiap hari, cukup sampai di situ dan titik?

Memang ada pendampingan atau pemberdayaan anak jalanan, memang ada rumah singgah, tak jarang pula orang-orang tergerak mengadakan kegiatan sosial seperti bagi-bagi nasi bungkus atau pemeriksaan gratis kesehatan mereka. Tapi hingga kini masalah tersebut juga belum selesai, seolah-olah para pengemis atau anak jalanan sudah menikmati keseharian mereka yang "miskin".

Ironisnya, di negri sakura sana, seperti yang pernah kutonton di televisi, berita dari VOA menceritakan banyak pengemis memanfaatkan teknologi untuk mengemis, dengan menggunakan robot yang terbuat dari elektronik bekas, robot yang bisa bersuara meminta-minta belas kasihan, menggantikan suara sang pengemis sendiri, yang malah memilih memalingkan wajah mereka karena malu. Orang-orang yang melewati robot tersebut kemudian bisa memasukkan uang mereka ke dalam kotak yang tersedia, dan si robot akan mengucapkan terima kasih, para penderma malah tak malu-malu berfoto bersama si robot karena mereka menganggap itu sesuatu yang unik. Unik tapi tetap mengemis. Bagiku itu sama saja, seperti tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup ini, menggantungkan pada belas kasihan orang lain.

aku tidak sedang berusaha mencarikan solusi untuk mereka dengan tulisan ini, aku hanya menuliskan yang telah kulihat dan kuamati, malah bertanya-tanya tiada henti di sini, apakah:

Peduli = Memberi = Mengasihi = Solusi ???

No comments:

Post a Comment