Sugeng Rawuh

Para rencang ingkang kula tresnani, sumangga kula aturi mirsani serat-seratan saking kula menika, mugi saged mranani ing penggalih.

Sunday, May 22, 2011

Di Hadapan Tuhan tidak perlu Hape Baru

Orang kreatif dan orang pintar semakin banyak,
teknologi semakin berkembang menuju ke arah yang lebih baik,
mengutamakan efisiensi dan efektivitas bagi aktivitas manusia,
semua produsen berlomba-lomba menghasilkan produk yang berkualitas,
setiap orang berpunya juga berlomba-lomba untuk menggunakan teknologi termutakhir,
dari urusan sepele seperti mencuci pakaian sampai penggunaan ponsel terbaru dan tercanggih untuk berkomunikasi.

Tidak ada yang salah jika teknologi semakin maju
tidak ada yang salah juga dengan orang-orang yang mengikuti perkembangan teknologi

itu salah, jika manusia  menjadi budak teknologi,
artinya selalu ikut-ikutan trend dan malah memaksakan kehendak padahal secara finansial tidak mampu untuk mengikuti setiap pergantian atau perkembangan, sehingga menghalalkan segala cara hanya untuk sebuah kata supaya dibilang "gaul" atau "keren"

itu juga salah (bagiku), ketika seorang yang memilih untuk konsisten menggunakan barang-barang yang sudah dimilikinya meski tidak pada kondisi terbaik, "dipersalahkan" ketika dia tidak menggantinya segera dengan barang-barang baru tadi.

Seperti yang kualami, orang bertanya padaku, "kenapa kamu tidak pakai BlackBerry?" atau orang lain lagi bertanya, "Motormu sudah terlalu tua, harus diganti yang baru, supaya pas dengan wajah yang mengendarai motor."

Yah..mungkin ada keinginanku untuk mengganti semua milikku dengan yang lebih baik, tapi setelah kupikir dan kupertimbangkan, "for what?" tanyaku dalam hati. Semuanya masih bisa digunakan. Aku selalu teringat ajaran orangtua dan kakekku bahwa sebaiknya apa yang masih bisa digunakan, gunakanlah, jangan selalu tergoda untuk membeli yang baru. Pendapat pribadiku sendiri berkata bahwa manusia tidak perlu membawa hape terbaru ketika menghadap Yang Kuasa. Lagipula dengan melihat kenyataan, masih banyak kebutuhanku yang harus lebih diprioritaskan, seperti biaya kursus, biaya belanja rumah tangga bulanan, bayar telepon atau sekedar memberi uang jajan pada adikku. Aku belum tertarik untuk kredit ini dan itu. Apakah sikap ini harus dipersalahkan?

Semoga setiap orang senantiasa memperbaharui hati dan budi mereka, bukan hanya kepemilikan duniawi semata. Semoga kita semua tidak kehilangan rasa syukur atas segala hal dan semakin menghayati kesederhanaan dalam hidup, seperti cinta Tuhan sendiri, yang sangat sederhana bagi umat manusia, mengasihi tanpa mengharap imbalan.

No comments:

Post a Comment